Selasa, 05 November 2013

Urban Farming edisi 4



Foliar Feeding

Pupuk merupakan salah satu unsur penting dalam bidang pertanian karena pupuk berperan penting dalam ketersediaan hara atau nutrisi bagi tanaman. Meskipun tanah atau media juga berfungsi sebagai penyedia hara atau nutrisi bagi tanaman, tetapi belum tentu media tersebut mampu memberikan hara atau nutrisi dalam jumlah yang mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Ada berbagai macam pupuk yang kita kenal beredar luas di pasaran. Ada pupuk anorganik, pupuk majemuk, pupuk mikro, pupuk organik dan lainnya. Secara umum pupuk yang kita tahu selama ini adalah pupuk yang diaplikasikan dengan cara diberikan pada daerah perakaran. Dalam beberapa kasus atau situasi tertentu, pemberian pupuk pada daerah perakaran kurang efektif sehingga terjadi defisiensi hara pada tanaman. Oleh karena itu muncul inovasi foliar feeding atau pupuk daun.

Foliar feeding merupakan suatu sistem pemupukan yang aplikasinya diberikan secara langsung pada organ-organ tanaman seperti daun dan batang. Pemberian pupuk seperti ini berdasar pada fakta bahwa bagian tanaman yang mampu menyerap nutrisi (air) tidak hanya akar, tetapi daun dan batang yang memiliki pori-pori juga mampu melakukannya meskipun tidak seefektif akar. Mekanisme pemberian pupuk dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan pupuk dengan konsentrasi yang sesuai pada daun tanaman. Konsentrasi pupuk yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Konsentrasi pupuk yang terlalu pekat justru menghambat pertumbuhan tanaman, karena air yang terdapat pada sel daun akan terserap oleh pupuk yang terdapat pada permukaan daun, sedangkan konsentrasi pupuk yang terlalu rendah pada larutan pupuk tidak akan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman (tidak efektif).
Pemupukan dengan metode foliar feeding lebih ditujukan sebagai tindakan preventif dan kuratif pada tanaman. Hal ini disebabkan nutrisi yang diberikan biasanya hanya mengandung unsur-unsur mikro yang tidak didapatkan dari pemupukan melalui tanah. Unsur hara mikro lebih mudah diserap oleh daun daripada unsur makro, sehingga pemberian unsur makro melalui media tanam masih perlu dilakukan. Pupuk yang disemprotkan pada tanaman akan masuk ke dalam jaringan dan sel-sel tanaman melalui ektodesmata. Ektodesmata merupakan lubang/pori yang terdapat disekitar stomata. Larutan pupuk dapat masuk karena adanya difusi dan osmosis yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Selain itu, pupuk juga dapat masuk ke dalam jaringan tanaman melalui stomata. Hal ini dapat terjadi apabila pupuk mengalami penguapan dan berubah bentuk menjadi gas.
Pelaksanaan foliar feeding tidak bisa dilaksanakan pada sembarang waktu. Waktu pengaplikasian yang tidak tepat tidak akan memberikan hasil yang efektif sehingga hanya akan menambah biaya produksi/biaya pengeluaran oleh petani. Waktu pengaplikasian yang paling optimal adalah pada malam hari. Pada malam hari penyerapan nutrisi mencapai 3-10 kali lebih besar daripada pengaplikasian pada siang hari. Hal ini karena suhu dan penyinaran pada siang hari masih tinggi sehingga kemungkinan pupuk yang menguap juga tinggi. Namun, kenyataan bahwa pada malam hari tanaman juga bernafas sama seperti manusia dan hewan serta tidak  melakukan proses fotosintesis maka hara atau nutrisi yang diberikan tidak akan dimanfaatkan oleh tanaman. Aplikasi yang tepat dilakukan adalah pada saat pagi hari yang 3 kali lebih efektif daripada saat siang hari dan lebih tepat diaplikasikan daripada malam hari. Waktu pada pagi hari yang tepat untuk aplikasi foliar feeding adalah antara jam 8 hingga 10 pagi.
Metode foliar feeding biasanya banyak diaplikasikan pada tanaman hortikultura. Tanaman-tanaman hortikultura merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan dengan sistem hidroponik, sehingga penggunaan foliar feeding sangat banyak diterapkan pada sistem pertanian urban farming  yang kebanyakan menggunakan teknik budidaya hidroponik. Foliar feeding dapat menjadi solusi dari defisiensi unsur hara mikro pada artikel urban farming edisi sebelumnya. Selain itu aplikasi foiar feeding juga dapat diterapkan pada pertanaman lain dengan tujuan mempercepat pembungaan dan menghindarkan dari gejala kekurangan hara mikro di fase-fase kritis seperti awal pembungaan dan pembentukan buah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar