Hidroponik Skala Rumah Tangga
Pada
urban farming sebelumnya telah dibahas sedikit prospek hidroponik skala rumah
tangga dan sekarang kami akan menerangkan penerapan hidroponik rumah tangga
yang telah dialami oleh salah satu anggota kami. Berdasarkan pengalaman anggota
kami, hidroponik skala rumah tangga tidaklah rumit, semua orang dapat
melakukannya. Hidroponik yang ada sekarang memiliki banyak macam teknik dan
model, tak sedikit orang yang melakukan inovasi dalam hidroponik salah satunya
adalah dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Tanaman yang telah berhasil ditanam
sementara ini adalah sawi, paprika, cabai, dan melon. Untuk tanaman sawi telah
mengalami 1 kali panen dengan masa sekitar 35 hari dari pembibitan. Pada
paprika dan cabai yang telah berumur sekitar 3 bulan sudah berbunga dan mulai
muncul buah, begitu pula pada melon yang mulai berbuah.
Tanaman Sawi Hidroponik
Buah melon hidroponik
Paprika hidroponik
Hidroponik
yang digunakan anggota kami ada dua macam berdasarkan tanaman yang ditanam.
Dalam menanam sawi mengunakan perpaduan hidroponik substrat dan non-substrat,
yaitu menggunakan campuran arang sekam dan pupuk organik dalam gelas mineral
bekas yang digunakan sebagai media penegak pada larutan nutrisi dalam paralon.
Sedangkan untuk media cabai dan paprika menggunakan hidroponik substrat berupa
campuran arang sekam dan pupuk organik dalam polybag. Bahan dan alat yang
digunakan tidak mahal dan tidak susah dicari, yaitu bambu, plastik mika, waring
net, polybag, sekam, seng, aerator, paralon, gelas mineral bekas, pupuk
organik, pupuk urea, pupuk NPK dan benih tanaman. Untuk arang sekam yang
digunakan merupakan buatan sendiri, sedangkan pupuk organik merupakan produk
pabrik karena tidak sempat membuat sendiri. Pupuk yang digunakan merupakan
pupuk pabrik karena ini masih tahap percobaan apakah hidroponik ini berhasil
atau tidak. Yang diamati sementara adalah sistem hidroponik seperti yang mudah
dilakukan, khususnya hidroponik dengan paralon yang memerlukan kecepatan dan
konsentrasi aliran nutrisi yang stabil serta suhu dalam paralon yang rawan
panas di siang hari.
Permasalahan yang muncul dalam penerapan hidroponik
yang dilakukan adalah pada jam 10 ke atas tanaman mulai mengalami kelayuan baik
pada paralon maupun pada polybag. Namun, yang lebih sering layu dan rawan
adalah tanaman dalam polybag, sehingga pada jam tersebut perlu dilakukan
penyiraman untuk memberi tambahan air yang hilang dari media karena arang sekam
yang bersifat porus sehingga mudah meloloskan air merkipun telah dicampur
dengan bahan organik. Selain itu karena yang digunakan adalah pupuk majemuk
maka terjadi defisiensi hara mikro yang menyebabkan bunga-bunga mengalami
kerontokan sehingga buah yang berhasil tumbuh sedikit. Meski demikian hasil
yang diperoleh cukup memuaskan, yaitu penerapan hidroponik skala rumah tangga
tidaklah terlalu sulit selama faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Hal ini
didasarkan bahwa dalam mencoba hal baru itu tidak bisa langsung sekali berhasil
tetapi membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Ingat bahwa sebelum kita mampu
berlari kita melewati tahapan merangkak dan berjalan lebih dulu. Itupun kita
lalui dengan berkali-kali terjatuh bukan? Maka jangan cepat menyerah dan putus
asa jika gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar