Foliar Feeding
Pupuk
merupakan salah satu unsur penting dalam bidang pertanian karena pupuk berperan
penting dalam ketersediaan hara atau nutrisi bagi tanaman. Meskipun tanah atau
media juga berfungsi sebagai penyedia hara atau nutrisi bagi tanaman, tetapi
belum tentu media tersebut mampu memberikan hara atau nutrisi dalam jumlah yang
mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Ada berbagai macam pupuk yang kita kenal
beredar luas di pasaran. Ada pupuk anorganik, pupuk majemuk, pupuk mikro, pupuk
organik dan lainnya. Secara umum pupuk yang kita tahu selama ini adalah pupuk
yang diaplikasikan dengan cara diberikan pada daerah perakaran. Dalam beberapa
kasus atau situasi tertentu, pemberian pupuk pada daerah perakaran kurang
efektif sehingga terjadi defisiensi hara pada tanaman. Oleh karena itu muncul
inovasi foliar feeding atau pupuk
daun.
Foliar feeding merupakan suatu sistem pemupukan
yang aplikasinya diberikan secara langsung pada organ-organ tanaman seperti
daun dan batang. Pemberian pupuk seperti ini berdasar pada fakta bahwa bagian
tanaman yang mampu menyerap nutrisi (air) tidak hanya akar, tetapi daun dan
batang yang memiliki pori-pori juga mampu melakukannya meskipun tidak seefektif
akar. Mekanisme pemberian pupuk dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan
pupuk dengan konsentrasi yang sesuai pada daun tanaman. Konsentrasi pupuk yang
diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Konsentrasi pupuk yang terlalu
pekat justru menghambat pertumbuhan tanaman, karena air yang terdapat pada sel
daun akan terserap oleh pupuk yang terdapat pada permukaan daun, sedangkan
konsentrasi pupuk yang terlalu rendah pada larutan pupuk tidak akan memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman (tidak efektif).
Pemupukan
dengan metode foliar feeding lebih
ditujukan sebagai tindakan preventif dan kuratif pada tanaman. Hal ini
disebabkan nutrisi yang diberikan biasanya hanya mengandung unsur-unsur mikro
yang tidak didapatkan dari pemupukan melalui tanah. Unsur hara mikro lebih
mudah diserap oleh daun daripada unsur makro, sehingga pemberian unsur makro
melalui media tanam masih perlu dilakukan. Pupuk yang
disemprotkan pada tanaman akan masuk ke dalam jaringan dan sel-sel tanaman
melalui ektodesmata. Ektodesmata merupakan lubang/pori yang terdapat disekitar
stomata. Larutan pupuk dapat masuk karena adanya difusi dan osmosis yang
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Selain itu, pupuk juga dapat masuk ke
dalam jaringan tanaman melalui stomata. Hal ini dapat terjadi apabila pupuk
mengalami penguapan dan berubah bentuk menjadi gas.
Pelaksanaan
foliar feeding tidak bisa
dilaksanakan pada sembarang waktu. Waktu pengaplikasian yang tidak tepat tidak
akan memberikan hasil yang efektif sehingga hanya akan menambah biaya
produksi/biaya pengeluaran oleh petani. Waktu pengaplikasian yang paling
optimal adalah pada malam hari. Pada malam hari penyerapan nutrisi mencapai
3-10 kali lebih besar daripada pengaplikasian pada siang hari. Hal ini karena
suhu dan penyinaran pada siang hari masih tinggi sehingga kemungkinan pupuk
yang menguap juga tinggi. Namun, kenyataan bahwa pada malam hari tanaman juga
bernafas sama seperti manusia dan hewan serta tidak melakukan proses fotosintesis maka hara atau
nutrisi yang diberikan tidak akan dimanfaatkan oleh tanaman. Aplikasi yang
tepat dilakukan adalah pada saat pagi hari yang 3 kali lebih efektif daripada
saat siang hari dan lebih tepat diaplikasikan daripada malam hari. Waktu pada
pagi hari yang tepat untuk aplikasi foliar feeding adalah antara jam 8 hingga
10 pagi.
Metode foliar feeding biasanya banyak
diaplikasikan pada tanaman hortikultura. Tanaman-tanaman hortikultura merupakan
tanaman yang banyak dibudidayakan dengan sistem hidroponik, sehingga penggunaan
foliar feeding sangat banyak
diterapkan pada sistem pertanian urban farming
yang kebanyakan menggunakan teknik budidaya hidroponik. Foliar feeding dapat menjadi solusi dari
defisiensi unsur hara mikro pada artikel urban farming edisi sebelumnya. Selain
itu aplikasi foiar feeding juga dapat
diterapkan pada pertanaman lain dengan tujuan mempercepat pembungaan dan
menghindarkan dari gejala kekurangan hara mikro di fase-fase kritis seperti awal
pembungaan dan pembentukan buah.